KKL dari Hal Penting Hingga Jadi Ajang Hiburan

Polines, DIMENSI (09/01) – Pelaksanaan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan setiap tahun untuk mahasiswa bertujuan sebagai penunjang kegiatan belajar mahasiswa di luar kampus melalui kegiatan kunjungan industri. Namun, kegiatan ini lebih mengagendakan perjalanan ke beberapa objek wisata yang justru menjadikan mahasiswa lebih terfokus pada kegiatan wisata.

KKL sendiri dilaksanakan kurang lebih lima hari untuk kunjungan industri dan kunjungan wisata. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ayu Windasari, salah satu mahasiswa jurusan Akuntansi bahwa yang harus diprioritaskan dalam KKL adalah kunjungan industri. “KKL itu diadakan lima hari, seharusnya yang diutamakan kunjungan industri dulu, setelah itu ada kunjungan ke objek wisata.”

Banyak anggapan dari mahasiswa mengenai KKL. Ada yang menganggap KKL itu belajar namun juga piknik, namun ada juga yang hanya menganggap KKL hanya sebatas piknik. “Menurut saya KKL itu ya juga belajar jadi kita juga dapat ilmu baru, tetapi juga ada pikniknya walaupun dari saya dan juga beberapa teman merasa pikniknya lebih terasa dari pada kunjungan industrinya,” ujar Arifil Fikri peserta KKL 2016 dari jurusan Teknik Elektro.

Hal senada juga diungkapkan oleh Alan Mantri Husnun Azim, mahasiswa jurusan Teknik Mesin yang mengatakan bahwa pelaksanaan KKL lebih cenderung ke kunjungan wisata karena waktu untuk kunjungan wisata dijadwalkan lebih lama dari pada kunjungan industri. “Lebih terasa piknik saat KKL, karena kunjungan industri dilaksanakan pagi hingga menjelang siang, lalu siangnya sampai sore itu piknik,” ungkapnya.

Lain halnya pendapat dari Ignatius Rio Prajudi, mahasiswa jurusan Teknik Sipil program studi Pembangunan Jalan dan Jembatan (PJJ). “Banyak mahasiswa menganggap KKL itu piknik, untuk prodi PJJ sendiri bisa dibilang hanya sedikit hiburan atau pikniknya, lebih fokus ke pembelajaran proyek di industri. Karena untuk industri atau perusahaan proyek itu dari mahasiswanya sendiri yang mencari dan merencanakan, dosen hanya sebagai penanggung jawab atau bisa dibilang hanya menyetujui objek industri mana yang akan dikunjungi.”

Menanggapi berbagai pandangan mahasiswa mengenai KKL, Moh. Haris selaku dosen Akuntansi menjelaskan bahwa anggapan tersebut tergantung mindset mahasiswa itu sendiri. “KKL bukan sekedar piknik atau hanya jalan-jalan, itu sarana penunjang untuk mahasiswa mengenai prospek kerja di industri, nah disini saya menyayangkan masih banyak mahasiswa yang malah menganggap kegiatan ini sebagai kegiatan berwisata. Anggapan ini harus diubah dari cara pandang mahasiswa, jika mereka hanya bersenang-senang, mengunjungi industri tanpa tahu apa tujuannya, itu percuma saja,” terangnya.

Harapan dan pesan mengenai pelaksanaan KKL juga disampaikan oleh Moh. Haris, bahwa seharusnya ada diseminasi setelah KKL. Sehingga setidaknya mahasiswa akan berusaha menggali informasi untuk sumber laporan mereka. Namun sejauh ini belum ada informasi mengenai diseminasi tersebut. “Dari mahasiswa sendiri diharapkan lebih aktif dalam menggali informasi dari industri, itu penting untuk menjadi bekal di dunia kerja, jangan hanya diutamakan piknik dan jalan-jalan saja. Aktif bertanya bahkan meminta brosur bila diperlukan,” pungkasnya. (Hanifah & Asyifa- magang)

 

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *