Aksi Maba Mesin : Ini Pendapat Para Maba

Polines, DIMENSI (30/8) – Pada hari kedua WaRNA sebelum apel pagi, maba Mesin keluar dari barisan dengan membentuk barisan tersendiri di depan. Mereka menyuarakan aspirasinya tentang Mizone serta stiker WaRNA yang diwajibkan oleh panitia untuk dibeli tetapi tidak dicek oleh panitia pada hari pertama WaRNA.  Lalu bagaimana tanggapan maba dari berbagai jurusan mengenai hal tersebut?

Sukma Indrawan – Akuntansi

Masalah Mizone disuruh beli, disuruh ngantri, disuruh mengeluarkan uang Rp 22.000, tapi kok tidak dicek tidak diapa-apain terus maju ke depan. Sebenarnya itu niatnya baik, namun cara penyampaian kurang, terkesan tidak etis, dan masih ada yang ngomong di depan langsung maju kedepan. Boleh menyatakan pendapat tapi ada tempat dan waktu sendiri. Kalau menurut saya pribadi juga akan protes, ngantri lama mengeluarin uang, waktu kepotong, tapi tidak dicek, yang disuruh ngangkat cuma ngangkat Aqua. Mizonenya tidak.

Siti Ratna F. – Teknik Elektro

Menurut saya itu terlalu membanggakan jurusannya, padahal kita kan satu Polines gitu. Dampaknya acaranya jadi molor dan berantakan pada saat apel pagi.

Dini Karunia A. – Teknik Sipil

Menurut saya kejadian seperti itu nggak penting. Mahasiswa Polines ya Polines, bukan per jurusan. Ada baiknya apabila maba mesin ingin menyampaikan aspirasi dapat lewat gathering jurusan, tidak perlu maju semua ke depan dan bahkan mengganggu jadwal acara. Malah jadi membuat urakan yang lain juga. Jadinya kalau kaya gitu terus malah bisa membuat tawuran antar jurusan.

Ardhi Chandra Mahardika – Teknik Mesin

Kebanyakan dari jurusan kita memang banyak yang keberatan dengan adanya kewajiban untuk membayar Mizone dan Aqua. Karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Mizone kan ada tanggalnya 28, 29, 30 tapi kenyataannya kemarin itu tidak dicek, jadi kaya percuma gitu diminum juga enggak. Yang paling tidak saya suka yaitu sistem pembagiannya, menurut saya lebih baik pesertanya dikasih stiker saja lalu aquanya beli diluar supaya lebih efisien.

Nadia Nur Widanti – Administrasi Bisnis

Penyambutan maba seharusnya tidak anarkis. Sebagai mahasiswa baru kita pengennya disambut yang baik dan tentang kekompakan. Nah ini sudah terlihat pecah antara mesin dan jurusan lain. Disuruh menyampaikan aspirasi malah tidak ada yang maju. Jadi ada suatu hal yang bikin penasaran dan aneh dari acara tersebut. Kesannya kejadian tadi maba mesin hanya jargon dan nyanyi-nyanyi serta yel-yel. Saya malah mikir tadi itu settingan agar kejadiannya bisa seperti itu. Seharusnya maba dapat menyampaikan aspirasinya lewat BEM dan BPM sehingga tidak mengganggu acara.

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *