Wifi Di-password Ternyata Hanya Uji Coba
Polines, DIMENSI (5/10) – Uji coba keamanan untuk seluruh jaringan internet di Politeknik Negeri Semarang (Polines) dilaksanakan oleh pihak Unit Pelaksanaan Teknik Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) yang bekerja sama dengan Pramudhito Herlambang Argo Saputro mahasiswa tingkat akhir D4 Telekomunikasi. Uji coba yang dilakukan mulai (15/9) hingga (19/9) bertujuan untuk manajemen bandwidth karena jumlah bandwidth yang tersedia dan jumlah pengguna tidak seimbang. Bandwidth yang polines miliki hanya sebesar 120 bps sedangkan yang seharusnya dibutuhkan adalah sebesar 250 bps. “Mengingat jumlah pengguna kita yang besar, bandwidth yang Polines miliki masih kurang, jadi masih perlu dimanage,” jelas Ari Mursandhi, teknisi komputer di UPT.
Agar dapat mengakses jaringan internet kampus, pengguna harus log in terlebih dahulu. Untuk mahasiswa dapat log in dengan cara memasukkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) sebagai user id dan untuk password–nya menggunakan password asli Sistem Informasi Akademik (SIA) yang diberikan oleh UPT, sedangkan untuk pegawai dapat menggunakan Nomor Induk Pegawai (NIP) nya. Penerapan sistem keamanan yang diluncurkan ini juga bertujuan untuk memudahkan pemonitoran terkait siapa saja subjek yang menggunakan dan aktivitas browser apa yang tengah dilakukan oleh mereka.
Sistem keamanan ini diterapkan di seluruh jaringan internet yang ada di Polines yang terdiri dari 14 scope jaringan internet. “Jika kita pindah scope maka harus log in ulang, namun jika beda device tetapi masih dalam satu scope tidak perlu log in lagi,” jelas Ari.
Berbanding terbalik dengan penjelasan Ari, Agastyasa Ghea mahasiswi jurusan Teknik Sipil mengeluh karena ia harus log in terlebih dahulu setiap hendak mengakses internet menggunakan wifi kampus. “Entah ini hanya hp-ku atau bagaimana, tapi kalau saya mau akses wifi kampus harus selalu log in dulu, jadi menurut saya sih agak ribet,” tukasnya.
Sistem yang diluncurkan oleh Pramudhito tak lain adalah Tugas Akhir miliknya yang diaplikasikan di UPT TIK. “Sejak bulan Juli, sistem yang saya buat mulai diaplikasikan pada data center Polines yang dikelola oleh UPT TIK,” jelas Pramudhito. Dia mengkonfigurasikan sebuah router yang dipadukan dengan server radius, sehingga membentuk sistem autentikasi pengguna. Percobaan ini sudah dilakukan sejak April lalu di laboratorium telekomunikasi timur.
Namun, Uji coba ini tidak berlangsung lama karena uji coba tersebut merupakan bagian revisi tugas akhir Pramudhito yang diminta oleh dosen pengujinya, yakni Amin Suharjono. Selain itu router yang Pramudhito gunakan untuk membuat sistem autentikasi di jaringan internet Polines masih perlu di-upgrade. Menanggapi masalah ini, Ari menjelaskan bahwa sistem keamanan ini akan dilanjutkan oleh pihak UPT TIK sendiri. “Nanti kalau alat dan sumber dayanya ada, pasti akan kami lanjutkan, saat ini masih dalam proses pengajuan, jika pengajuan kami diterima masih harus melalui proses lelang,” terangnya.
Ari merasakan manfaat diterapkannya sistem keamanan ini karena kecepatan internet menjadi bertambah. “Kemarin saya buat buka youtube bisa tanpa buffering sama sekali, saya tanya ke mahasiswa juga mereka senang karena internetnya jadi lebih cepat.”
Namun pendapat berbeda datang dari pegawai administrasi jurusan Akuntansi. Ia mengatakan bahwa wifi yang dipassword membuat kinerja mereka menjadi terganggu. “Kita ini kerja memakai sistem sehingga harus memakai internet, jika wifi dipassword maka kita menjadi kesulitan untuk bekerja,” ujar pegawai yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Diliput dan ditulis oleh Husna dan Anggun
itu typo atau gimana ? ko bandwith-nya masih pake satuan bps, bukannya Mbps ya?