Eksistensi KSR melalui HDC IV

Polines, DIMENSI (11/3) – Korps Suka Rela (KSR) menyelenggarakan agenda tahunan Henry Dunant Competition (HDC) pada Jumat (9/3) hingga Minggu (11/3), di kampus Polines.  Seperti yang diungkapkan oleh Fauzi Amani selaku Komandan  KSR, HDC tahun ini adalah tahun keempat dan tema yang dipilih adalah “Implementation of Volunteer’s Skill With Creative Competition”. Tujuan dan sasaran kegiatan ini tetap sama yaitu sebagai bentuk promosi Polines di tingkat SMK/SMA dan menumbuhkan bibit-bibit baru yang selalu tanggap bila ada yang membutuhkan pertolongan
            Ada tujuh macam kategori yang dilombakan dalam kompetisi ini guna memperebutkan trofi dan sertifikat untuk setiap sub kategori yang dilombakan.  Antara lain Pertolongan Pertama (PP), Perawatan Keluarga (PK), Pendidikan Remaja Sebaya (PRS), Poster, Pentas seni, Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Cerdas Cermat. Terdapat 18 kontingen yang terdiri atas 10-15 peserta dan satu official dari anggota PMR tingkat SMA/SMK  se-Jateng dan DIY yang turut berpartisispasi dalam acara ini.
            Rangkaian kegiatan HDC ini diawali dengan registrasi peserta pada hari Jumat. Sedangkan untuk  upacara pembukaan dan kegiatan perlombaan diadakan pada hari Sabtu. Setelah tampil dan mengikuti beberapa rangkaian kegiatan, SMA 1 Banjarnegara yang diwakili dua kontingen masing-masing keluar sebagai juara umum pertama dan ketiga, sedangkan juara kedua diraih oleh SMK 1 Depok, Sleman.
            Kesuksesan HDC IV ini tidak lepas dari kerja keras panitia dalam mempersiapkan semuanya sejak bulan November lalu. Namun kesuksesan itu tak lepas dari berbagai kendala yang datang seperti keluhan yang datang dari beberapa peserta. “Panitianya seperti belum siap, juga tidak ramah, banyak larangan-larangn ketika lomba dimulai padahal waktu techmeet sebelumnya tidak dijelaskan. Misalnya waktu menunggu lomba, peserta diisolasi di ruang tertentu, mereka tidak diberi minum, ketika saya mau memberi minum lewat jendela malah dimarahin. Selain itu air bersih juga tidak tersedia, konsumsi pun kurang padahal biaya registrasinya 200ribu” ungkap Vita salah satu official dari SMA 3 Boyolali.(tiara,nur-mgg)
Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *