Tempat Parkir dengan CCTV Tidak Berfungsi
Polines, DIMENSI (7/1) – Kasus kehilangan kendaraan bermotor merupakan hal yang sangat dihindari dan tengah diantisipasi oleh pihak keamanan Politeknik Negeri Semarang (Polines). Tidak dipungkiri bahwa petugas keamanan parkir menjadi komponen paling penting atas terciptanya keamaan. Namun disisi lain, dari ketiga pos parkir yang terdapat di Polines yaitu pos parkir pusat, pos parkir timur (BPD Jateng), dan pos parkir barat, dinilai tidak memiliki fasilitas dan kapasitas yang cukup baik untuk lembaga pendidikan sebesar Politeknik Negeri Semarang.
Tiap-tiap pos parkir dijaga oleh dua orang petugas yang bekerja dalam waktu yang sama. Jam kerja dimulai pada pukul 06.30 – 15.00 WIB. Petugas merasa kewalahan jika hanya ada dua petugas yang harus mengawasi ratusan kendaraan yang terparkir di area seluas pos parkir pusat.
Salah satu petugas keamanan Polines, Budiyono, mengharapkan adanya penambahan jumlah petugas keamanan. “Setidaknya dibutuhkan tambahan satu orang di tiga titik pos parkir dan di lima titik pos satpam. Dengan begitu pekerjaan lebih ringan dan lebih terfokus karena jumlah tenaga yang memadai,”ujarnya.
Disamping tenaga kerja, fasilitas area parkir juga dianggap kurang memenuhi sarana keamanan tempat parkir. Di pos parkir depan Bank Jateng, bentuk area parkir yang non permanen sangat merepotkan petugas. “Karena tempat parkirnya tidak beratap, maka ketika hujan datang kami kehujanan. Begitu juga jika cuaca panas, kami pun kepanasan,” terang Budi Prayitno selaku petugas pos parkir timur yang telah mengabdi di Polines selama 10 tahun.
Sama halnya dengan petugas pos parkir barat yang mengeluhkan keadaan pos yang sudah tua. Selain itu tidak adanya kamar kecil yang aksesnya dekat dengan pos parkir barat juga menjadi keluhan petugas parkir. Lantai tempat parkir yang sudah lama rusak tidak mendapat perhatian. “Jika kerusakan ini terus dibiarkan maka besar kemungkinan akan membahayakan keselamatan pengguna parkir. Kajur Elektro sudah pernah meninjau, tapi belum ada realisasinya,” kata Yogi Ahmad.
Penyediaan rak-rak penitipan helm juga perlu bagi sebagian mahasiswa. Sebab ketika seorang pengguna parkir kehilangan helm, maka tidak akan memperoleh ganti rugi apapun dari pihak pengelola parkir. Berbeda halnya dengan kasus kehilangan kendaraan yang mendapat jasa ganti rugi atas pertanggung jawaban pengelola parkir.
Yogi Ahmad, selaku petugas parkir barat menyatakan, “Setidaknya para mahasiswa mempunyai kesadaran untuk menyapa kami agar kami bisa mengenal siapa sajakah pengguna area parkir ini. Jadi kami bisa menghindari kasus pencurian oleh orang asing yang memasuki area parkir.”
Kedisiplinan pengguna area parkir juga merupakan faktor penting dalam sistem keamanan parkir. Seluruh petugas keamanan mengharapan pemilik kendaraan mampu mengamankan kendaraan mereka dengan cara memasang kunci pengaman ganda.
Sering kali mahasiswa memarkir kendaraannya diluar area parkir. Seperti di area parkir timur, mahasiswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan perkuliahan lebih sering memarkir kendaraannya di depan PKM, yang bukan merupakan area parkir.
Beberapa jalan keluar untuk menghindari kasus pencurian kendaraan telah dilaksanakan. Salah satunya dengan menyediakan CCTV di area parkir pusat. Ironisnya, peralatan secanggih CCTV pun tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal. Belum ada setahun CCTV sudah tidak dapat difungsikan kembali. Entah karena rusak atau karena terbatasnya sarana pelengkap CCTV.
“Adanya CCTV tidak bermanfaat banyak bagi kami karena CCTV yang tersedia tidak mampu menjangkau seluruh area parkir secara fokus,” terang Achmad N. selaku petugas keamanan Politeknik Negeri Semarang.
Penyediaan kartu parkir ditiap pos juga dinilai penting mengingat saat ini hanya area parkir pusatlah yang sudah dilengkapi kartu parkir.
“Saya harap Polines ini menjadi lebih baik,” tutup Budiyono selaku security Polines. [Intan, Niar, mgg]
Salah satu petugas keamanan Polines, Budiyono, mengharapkan adanya penambahan jumlah petugas keamanan. “Setidaknya dibutuhkan tambahan satu orang di tiga titik pos parkir dan di lima titik pos satpam. Dengan begitu pekerjaan lebih ringan dan lebih terfokus karena jumlah tenaga yang memadai,”ujarnya.
Disamping tenaga kerja, fasilitas area parkir juga dianggap kurang memenuhi sarana keamanan tempat parkir. Di pos parkir depan Bank Jateng, bentuk area parkir yang non permanen sangat merepotkan petugas. “Karena tempat parkirnya tidak beratap, maka ketika hujan datang kami kehujanan. Begitu juga jika cuaca panas, kami pun kepanasan,” terang Budi Prayitno selaku petugas pos parkir timur yang telah mengabdi di Polines selama 10 tahun.
Sama halnya dengan petugas pos parkir barat yang mengeluhkan keadaan pos yang sudah tua. Selain itu tidak adanya kamar kecil yang aksesnya dekat dengan pos parkir barat juga menjadi keluhan petugas parkir. Lantai tempat parkir yang sudah lama rusak tidak mendapat perhatian. “Jika kerusakan ini terus dibiarkan maka besar kemungkinan akan membahayakan keselamatan pengguna parkir. Kajur Elektro sudah pernah meninjau, tapi belum ada realisasinya,” kata Yogi Ahmad.
Penyediaan rak-rak penitipan helm juga perlu bagi sebagian mahasiswa. Sebab ketika seorang pengguna parkir kehilangan helm, maka tidak akan memperoleh ganti rugi apapun dari pihak pengelola parkir. Berbeda halnya dengan kasus kehilangan kendaraan yang mendapat jasa ganti rugi atas pertanggung jawaban pengelola parkir.
Yogi Ahmad, selaku petugas parkir barat menyatakan, “Setidaknya para mahasiswa mempunyai kesadaran untuk menyapa kami agar kami bisa mengenal siapa sajakah pengguna area parkir ini. Jadi kami bisa menghindari kasus pencurian oleh orang asing yang memasuki area parkir.”
Kedisiplinan pengguna area parkir juga merupakan faktor penting dalam sistem keamanan parkir. Seluruh petugas keamanan mengharapan pemilik kendaraan mampu mengamankan kendaraan mereka dengan cara memasang kunci pengaman ganda.
Sering kali mahasiswa memarkir kendaraannya diluar area parkir. Seperti di area parkir timur, mahasiswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan perkuliahan lebih sering memarkir kendaraannya di depan PKM, yang bukan merupakan area parkir.
Beberapa jalan keluar untuk menghindari kasus pencurian kendaraan telah dilaksanakan. Salah satunya dengan menyediakan CCTV di area parkir pusat. Ironisnya, peralatan secanggih CCTV pun tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal. Belum ada setahun CCTV sudah tidak dapat difungsikan kembali. Entah karena rusak atau karena terbatasnya sarana pelengkap CCTV.
“Adanya CCTV tidak bermanfaat banyak bagi kami karena CCTV yang tersedia tidak mampu menjangkau seluruh area parkir secara fokus,” terang Achmad N. selaku petugas keamanan Politeknik Negeri Semarang.
Penyediaan kartu parkir ditiap pos juga dinilai penting mengingat saat ini hanya area parkir pusatlah yang sudah dilengkapi kartu parkir.
“Saya harap Polines ini menjadi lebih baik,” tutup Budiyono selaku security Polines. [Intan, Niar, mgg]
Advertisements
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam