Banjir Sumatera 2025: Ratusan Korban Jiwa dan Jutaan Terdampak

Sumber: news.detik.com

Banjir bandang dan longsor sejak 24 November 2025 melanda tiga provinsi Sumatera, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara setelah hujan ekstrim akibat siklon senyar. Bencana ini diperparah oleh kerentanan lingkungan, seperti deforestasi di hulu sungai, alih fungsi lahan pertanian, serta sistem drainase kota yang lemah. Akibatnya, sungai meluap, tanggul jebol, sehingga ribuan rumah terendam, sementara material longsor menutup akses utama antarwilayah. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 7 Desember 2025, bencana ini menyebabkan 916 meninggal dunia, 274 orang hilang, dan 4,2 ribu warga luka-luka. Kerusakan juga meluas pada infrastruktur, termasuk 105,9 ribu rumah rusak, 695 fasilitas pendidikan sekolah terdampak, 405 jembatan rusak, serta 199 fasilitas kesehatan tidak dapat beroperasi. Angka tersebut menunjukkan betapa luasnya cakupan bencana yang tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, sementara anak-anak terpaksa berhenti sekolah karena sarana pendidikan terendam. Tak hanya itu, kerugian ekonomi akibat banjir diperkirakan mencapai Rp 68,6 triliun. Dampak sosial ini menunjukkan bahwa banjir bukan hanya permasalahan lingkungan, tetapi juga krisis kemanusiaan yang kompleks. 

Pemerintah provinsi menetapkan status darurat dan mengerahkan 1.180 personel SAR, TNI, Polri, BPBD, dan relawan untuk evakuasi, pencarian korban, serta distribusi logistik. Bantuan yang disalurkan mencakup beras, paket makanan siap saji, air bersih, tenda, selimut, obat-obatan, dan layanan kesehatan. Relawan juga dikerahkan untuk membantu korban di pengungsian. Selain itu, Pemulihan jangka panjang difokuskan pada pembukaan akses jalan, perbaikan fasilitas umum, reboisasi kawasan hulu, pengawasan tambang, serta penataan ruang berbasis mitigasi bencana agar kejadian serupa dapat diminimalkan ke depan.

Di sisi lain, organisasi lingkungan seperti Greenpeace mendesak pemerintah memperkuat mitigasi jangka panjang. Seruan tersebut menekankan pentingnya reboisasi hutan, pengendalian tata ruang, serta penghentian proyek-proyek yang berpotensi merusak lingkungan. Banjir di tiga provinsi ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan memiliki konsekuensi nyata. Penanganan darurat harus diikuti dengan kebijakan berkelanjutan agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana di masa depan.

(Ghendis)

Sumber:

https://money.kompas.com/read/2025/12/05/100000726/kerugian-ekonomi-bencana-sumatera-ditaksir-mencapai-rp-68-67-triliun

https://news.detik.com/berita/d-8241405/update-data-bnpb-korban-meninggal-bencana-sumatera-tembus-807-orang

https://www.liputan6.com/news/read/6230589/update-korban-bencana-sumatra-minggu-pagi-7-desember-2025-916-orang-meninggal-274-hilang?page=3

https://www.tempo.co/lingkungan/bencana-banjir-dan-longsor-sumatera-begini-seruan-dan-desakan-greenpeace-untuk-prabowo-2095249

https://gis.bnpb.go.id/BANSORSUMATERA2025

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *