Ciptakan Inovasi Baru, Tim PKM-PI Polines Optimalkan Produktivitas Pengrajin Cocofiber

Polines, Dimensi (22/08) – Mesin pengurai sabut kelapa system control ayakan dengan pisau sirip, merupakan salah satu produk inovasi yang lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa – Penerapan IPTEK (PKM-PI) Politeknik Negeri Semarang (Polines). Mesin ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengrajin cocofiber dan cocopeat di Desa Sembungharjo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang. Oleh sebab itu, mesin tersebut nantinya akan dihibahkan kepada mitra pengrajin yang ada di Desa Sembungharjo.

Wahyu Hariyanto, selaku ketua tim dari produk tersebut, menjelaskan bahwa pembuatan mesin pengurai sabut kelapa dilatarbelakangi oleh ketertarikan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi negara Indonesia sebagai penghasil kelapa terbesar di Asia Tenggara. Maka dari itu, Hari dan timnya berinisiatif untuk mengamati dan menganalisis kendala yang dihadapi oleh salah satu mitranya dalam usaha cocofiber. “Adapun kendala yang mitra kami hadapi adalah keterbatasan mesin, sehingga kurang mampu memproduksi dalam kapasitas besar,” jelasnya.

Inovasi tersebut disambut baik oleh Yusuf Dewantoro, dosen pembimbing dari tim tersebut, ia mengaku bangga terhadap kreativitas yang dibuat Hari dan timnya. “Saya merasa sangat bangga terhadap kreativitas dan inovasi tim ini dalam memperhatikan potensi di Indonesia yang belum optimal pemanfaatannya,” ungkapnya. Sejalan dengan Yusuf, Warsito, seorang mitra pengrajin, juga turut senang dengan kabar akan dihibahkannya mesin tersebut. Pasalnya, hal itu sangat membantu pekerjaannya karena mesin yang ia miliki sekarang memiliki kapasitas kecil dan sering selip. “Senang sekali karena mesin tersebut nantinya akan membantu produk kami yang sebelumnya berkapasitas kecil menjadi lebih besar,” ujarnya.

Setelah selesai dibuat dan dilakukan uji coba, mesin pengurai sabut kelapa itu akan segera diserahkan kepada mitra. “Sejak awal kami sudah memberitahu kepada mitra jika tim kami lolos, akan kami hibahkan alatnya tanpa dipungut biaya,” terang Hari. Adapun inovasi dari mesin ini bertujuan untuk memperbesar kapasitas mesin, memperbaiki kualitas hasil, dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja. Kendati demikian, sempat terjadi keterlambatan proses pembuatan mesin akibat kendala pencairan anggaran yang baru dilakukan di bulan Agustus. Untuk perkembangannya, hingga saat ini teknologi mesin sudah terealisasi sekitar 30%.

Dengan adanya inovasi mesin pengurai sabut kelapa yang sedang dibuat, Hari berharap agar mesin tersebut bisa memenuhi permintaan pasar terhadap serabut kelapa yang cukup tinggi. “Semoga dengan mesin ini bisa menambah penghasilan dan dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh mitra kami,” pungkasnya.

(Dea Prima)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *