Bersinergi untuk Polines Bersama Paslon Nomor Urut 01: Fredy dan Erlangga
Dengan visi “Sinergi KBM Polines yang solid dan progresif dalam upaya memberikan konstribusi dan aksi nyata untuk Polines dan Indonesia”, serta misi yang digaungkannya yaitu mengoptimalkan kolaborasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan pihak internal dan eksternal, juga mewadahi mahasiswa dalam pengembangan diri, minat bakat, dan ide-ide kreatif. Fredy Catur Andi Cahyono dan Erlangga Dwi Apriantoro mantap maju menjadi pasangan Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa (Cawapresma) BEM Polines 2021 sebagai Pasangan Calon (Paslon) dengan nomor urut 1.
Fredy Catur Andi Cahyono yang kerap disapa Fredy merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, sedangkan Erlangga Dwi Apriantoro yang kerap disapa Er berasal dari Jurusan Akuntansi. Awalnya, Fredy mengaku tidak berminat menjadi Presiden Mahasiswa (Presma) karena harus mengemban amanah yang besar. Namun, berbeda dengan wakilnya Erlangga justru mempunyai minat untuk menjadi Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma). Akhirnya berkat dorongan semangat dari teman sekelas dan organisasi, mereka siap untuk menjadi perantara dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa Polines dengan penuh tanggung jawab.
Fredy mahasiswa asal Padangan, Bojonegoro ini, pernah mengikuti organisasi Pramuka sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dia tergabung di dewan ambalan Pattimura sehingga memiliki pengalaman lebih dalam berorganisasi. Dalam menjalani hidupnya, Fredy memiliki prinsip “Khoirunnas anfauhum linnas” yang berarti sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memberi manfaat bagi manusia lainnya. Saat ini, selain disibukkan dengan kegiatan organisasi Fredy yang merupakan Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) juga mengambil kerja paruh waktu. Dia mengungkapan bahwa kegiatan yang diikuti menjadikannya disiplin dalam memanajemen waktu. “Kita diberikan waktu yang sama, satu detik yang terlewati sangat berharga. Jadi kita harus menyikapinya agar menjadi berkualitas,” ungkap Fredy. Di daerah tempat tinggalnya bersama pemuda Bojonegoro dia juga mendirikan taman baca yang difokuskan sebagai literasi untuk anak-anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) yang diberi nama “Bengawan Literasi”. Tak hanya itu, Fredy juga ahli dalam bidang penulisan dan sastra. Dia pernah menjadi kandidat sosialisator program literasi nasional dalam Gerakan Menulis Buku Indonesia. Sedangkan keahliannya dalam bidang sastra dia buktikan dengan lolosnya salah satu puisinya dalam analogi puisi “Tanam Rindu Tuai Temu” yang diselenggarakan oleh Global Youth Action.
Lain halnya dengan Fredy, Cawapresma Erlangga berasal dari Semarang dan merupakan alumni dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Semarang. Mahasiswa Jurusan Akuntansi ini memiliki hobi yang cukup menantang, yaitu mendaki gunung. Sewaktu SMA dia mengikuti organisasi Remaja SMA Empat Pencinta Alam (RESMAEPALA) dan menjabat sebagai ketua pelaksana. Dia juga pernah mengikuti pelatihan dasar pencinta alam selama 5 hari di Gunung Ungaran. Erlangga mengaku mendapat banyak pengalaman dan pelajaran ketika melakukan pendidikan dasar tersebut. “Saya mendapat banyak pelajaran seperti etika dan hard skill kepencinta alaman saat menjalani pendidikan dasar memutari gunung dan hutan secara nomaden,” ungkap Erlangga. Sedangkan saat berkuliah, dia mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HiMA) dan menjabat sebagai ketua umum. Berbekal hard skill dan soft skill yang didapat saat berorganisasi, Erlangga mantap maju menemani Fredy. Dengan prinsip hidup “Ambil semua kesempatan dan lakukan yang terbaik”, Erlangga semakin yakin mencalonkan diri sebagai Wapresma untuk membangun hubungan internal Polines agar semakin maju. Menurutnya kunci keberhasilan adalah ketika sebuah kesempatan dimanfaatkan dengan kesiapan diri yang matang.
Dengan berorientasi kepada proses, mempersiapkan segala sesuatu yang akan terjadi, serta memberikan semaksimal mungkin dan yang terbaik untuk KBM Polines, hal tersebut menjadi kelebihan Paslon nomor urut 1 ini. Selain itu, Fredy dan Erlangga juga akan melakukan inovasi dengan membuat program “Pojok Karya” sebagai wadah untuk mahasiswa Polines yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya. Hal lain yang akan mereka lakukan adalah mengembangkan konsep Desa Mitra menjadi Desa Binaan. Dengan membuat target khusus dan melakukan monitoring setiap satu bulan atau dua bulan sekali hingga desa tersebut dapat berkembang secara mandiri. Mereka juga akan memanfaatkan kegiatan daring selama pandemi dengan melakukan pertemuan-pertemuan secara nasional dengan organisasi seperti FKMPI dan BEM yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu, mereka juga telah mempersiapkan hal-hal untuk masa peralihan setelah pandemi. Walaupun berasal dari dua kelompok jurusan yang berbeda mereka tetap memiliki tujuan yang sama. Mereka yakin dapat mewakili dua sudut pandang serta dapat bersinergi antar semua aspek di Polines. Meskipun demikian, mereka tetap mengembalikan semua hak pilih kepada seluruh mahasiswa Polines. “Siapa pun yang terpilih, kami berharap agar KBM Polines menjadi lebih baik dan mampu bersinergi untuk kemajuan Polines dan Indonesia,” pungkas Erlangga.
(Kru Magang : Reitha dan Annisa N)
tangkap mulyono
Mesin memang tidak bisa diatur, namun memiliki aturan tersendiri. PPM masih berjalan lancar tapi berjalan dibalik layar
Mesin memang tidak bisa diatur, namun tetap memiliki aturan tersendiri. PPM tetap berjalan namun dibalik layar
baguss lillll 👌
Font artikel lpm tipis banget, warnanya juga tidak hitam