Peringatan Sumpah Pemuda: Buruh, Petani, dan Mahasiswa Serentak Aksi


Salah satu perwakilan massa sedang berorasi- Dok. Warda

Semarang, Dimensi (29/10) – Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) menggelar aksi di depan kantor Gubernur Jawa Tengah pada Hari Senin lalu (28/10). Aksi tersebut dilakukan dengan membawa berbagai tuntutan yang diikuti dari kalangan buruh, petani dan mahasiswa dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Aksi ini merespon terhadap penetapan kenaikan Upah Minimun Kabupaten/Kota (UMK) dan Peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Dari seruan-seruan orasi yang disampaikan, berikut Sepuluh Tuntutan Rakyat yang tergabung dalam sebutan Sepultura:

  1. Hapus outsourcing/ kerja kontrak.
  2. Tolak politik upah murah, dan berlakukan upah layak nasional.
  3. Tolak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), union busting, dan kriminalisasi aktivis buruh.
  4. Laksanakan hak buruh perempuan, lindungi imigran.
  5. Tangkap dan adili perusahaan-perusahaan nakal.
  6. Turunkan BBM dan kebutuhan pokok rakyat.
  7. Berlakukan jaminan sosial, bukan jaminan asuransi sosial.
  8. Pendidikan dan kesejateraan gratis untuk rakyat.
  9. Tolak privatisasi dan bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat.
  10. Tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat.

Aksi yang berlangsung dari jam 15.00 WIB hingga 17.30 WIB ini merupakan aksi yang keempat dari aksi sebelumnya pada tanggal 16, 24 dan 30 September. Selain dari kalangan mahasiswa berbagai universitas di Semarang dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), aksi kali ini juga diikuti oleh para petani Kendeng yang menolak pabrik semen di kawasan lahan pertanian mereka.

Koordinator aksi, Mulyono dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengatakan bahwa aksi ini dilakukan sebagai bentuk respon terhadap peraturan kenaikan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). “Ini sebagai tindak lanjut dari apa yang kita lakukan dari aksi-aksi beberapa hari kemarin dan kebetulan teman-teman hari ini dari KASBI melakukan aksi secara nasional. Aksi ini dilakukan ketika mendekati kenaikan upah UMK di masing-masing daerah,” ujar Mulyono.

Mulyono juga menambahkan bahwa aksi ini sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda sebagai bentuk semangat para pemuda dan mahasiswa. “Ini juga dibarengi dengan Hari sumpah Pemuda yang mana ini menyulut para pemuda dan mahasiswa, kita mendorong mahasiswa agar melakukan kritikan-kritikan kepada pemerintah sebagai tindak lanjut dari kemarin yang sudah kita lakukan yang ternyata masih stagnan, belum ada tindak lanjut yang cukup diberikan dan belum bisa kita lihat (hasilnya),” tambah Mulyono.

Ratusan massa aksi yang berada di depan kantor Gubernur Jawa Tengah ini belum bisa bertemu dengan perwakilan pihak pemerintah, walaupun hingga aksi diputuskan berakhir sekitar 17.30 WIB. Suwardi, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang yang mengikuti aksi ini menyampaikan bahwa respon baik dari pemerintah untuk aksi ini sangat diharapkan. “Pemerintah harus merespon dengan baik tuntutan-tuntutan yang diajukan dari mahasiswa dan masyarakat. Ke depannya saya harapkan ada gerakan lagi yang bisa membawa perubahan untuk masyarakat,” ujar Suwardi. (Tami)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai