Tilik Kendala Dibalik Berjalannya WaRNA 2022

Polines, Dimensi (02/09) – Kegiatan Wawasan Orientasi Akademik (WaRNA) 2022 Politeknik Negeri Semarang (Polines) telah usai diselenggarakan pada Senin (29/08) hingga Rabu (31/08) lalu. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diselenggarakan secara dalam jaringan (daring), WaRNA tahun ini diselenggarakan secara luar jaringan (luring) di lingkungan Polines. Meskipun berjalan dengan lancar, namun WaRNA 2022 tak luput dari beberapa kendala. Mulai dari persiapan yang singkat, kurangnya koordinasi antar panitia, hingga fasilitas dan tempat yang kurang memadai.

Pemberitahuan dari Institusi yang Mendadak, Membuat Persiapan Sangat Singkat

Ananta Ilham, selaku Wakil Ketua Pelaksana WaRNA Pusat, mengatakan bahwa pemberitahuan informasi dari institusi sangat mendadak sehingga persiapan WaRNA 2022 cukup singkat. “Persiapan dari kami hanya satu bulan kerena kepastian tanggal yang diberikan institusi mepet dengan hari pelaksanaan,” ungkap Ananta. Ia juga menambahkan bahwa hal ini mengakibatkan rekrutmen panitia delegasi dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa) turut memakan banyak waktu. Menanggapi hal itu, Aris Sunindyo selaku Wakil Direktur (Wadir) III Bidang Kemahasiswaan, menjelaskan bahwa Surat Keputusan (SK) dari institusi yang mendadak merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak menjadi masalah besar. “Itu sudah biasa karena semuanya dituntut bekerja dalam tekanan dan keadaan darurat,” jelas Aris.

Kurangnya Koordinasi Antar Panitia

Fiki Haidi, selaku Ketua Pelaksana WaRNA Jurusan Teknik Sipil, mengatakan bahwa koordinasi antar panitia WaRNA Pusat dan Jurusan juga sangat mendadak. “Kami baru menerima informasi dari panitia pusat tentang WaRNA Jurusan itu H-seminggu,” tuturnya. Tak hanya Fiki, Dwi Krisnandi, Ketuplak WaRNA Jurusan Teknik Elektro juga mengungkapkan hal yang sama. Ia menuturkan bahwa panitia pusat memberi informasi tentang Inspeksi WaRNA Jurusan sekitar Senin (29/08) pukul 23.59 WIB sebelum hari pelaksanaan WaRNA Jurusan. “Akibatnya banyak mahasiswa baru (maba) yang tidak tahu informasi tersebut dan akhirnya datang terlambat,” jelas Dwi.

Selaras dengan Fiki dan Dwi, Hanif Wahyu, Ketuplak WaRNA Jurusan Mesin juga menambahkan jika tak hanya mendadak, pemberitahuan dari panitia pusat juga berubah saat hari pelaksanaan. “Awalnya bersepakat bahwa Ruang Serba Guna (RSG) itu clear area, tetapi saat hari H dipakai oleh Jurusan Akuntansi,” terang Hanif. Ia sangat menyayangkan hal tersebut karena dapat menimbulkan kecemburuan antar jurusan.

Fasilitas dan Tempat yang Kurang Memadai

Sherlyta Ayuning Tyas, Ketuplak WaRNA Jurusan Akuntansi, menyebutkan bahwa fasilitas yang disediakan institusi kurang memadai. “Proyektor di RSG itu bermasalah sehingga kami harus menyewa dari luar,” ungkap Sherly. Tak hanya fasilitas, tempat yang disediakan oleh institusi juga dirasa masih kurang. Elsa Kuma’at, Ketuplak WaRNA Jurusan Administrasi Bisnis, mengatakan bahwa institusi kurang memperhatikan kapasitas ruangan untuk WaRNA Jurusan. “Tempatnya kurang luas dan sesak karena tidak bisa menampung semua maba di satu lantai,” jelas Elsa.  Tak hanya tempat saat WaRNA Jurusan, Elsa pun menyayangkan kegiatan WaRNA Pusat banyak dilakukan di Lapangan Hijau. “Alangkah lebih baik jika di tempat yang teduh agar penyampaian materi lebih efektif,” tambah Elsa.

Menanggapi hal tersebut, Aris Sunindyo, mengatakan bahwa pembagian tempat untuk WaRNA Jurusan tidak semudah yang dibayangkan. “Membagi gedung tidak semudah membagi roti yang harus sama besarnya,” ungkapnya. Ia juga menuturkan bahwa pembagian tempat tak hanya saat acara WaRNA saja, namun acara-acara kedepannya juga akan digilir tempatnya. Tak hanya itu, kegiatan yang banyak dilakukan di Lapangan Hijau bertujuan untuk melatih maba agar menjadi generasi yang tangguh.

Walaupun kegiatan WaRNA banyak di lakukan di luar ruangan, namun hal tersebut tidak menurunkan antusiasme maba. Nabila Yumnaningtyas, maba Jurusan Teknik Elektro, mengatakan bahwa dirinya sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. “Saya sangat antusias dan bangga mengikuti kegiatan WaRNA, tetapi lebih baik jika kedepannya ditambah fasilitas berupa tenda agar lebih kondusif,” ujar Nabila. Ananta juga berharap agar kedepannya dana yang diberikan institusi untuk WaRNA bisa lebih besar dan dikelola langsung oleh panitia. “Perlu adanya beberapa evaluasi dan harapannya dana bisa lebih besar dan dialihkan langsung ke panitia agar WaRNA selanjutnya dapat maksimal,” pungkas Ananta.

(Maura)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *