Kronik : Darurat Militer Rusia-Ukraina

Sumber : qureta.com

Api peperangan antara Rusia dan Ukraina resmi dinyalakan setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di negara Eropa Timur tersebut. Invasi berskala besar yang dilakukan Rusia ini menandakan peristiwa penting dalam perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina. Dilansir dari laman Kompas.com, Putin menyebutkan invasi dilakukan karena pihaknya tidak memiliki pilihan selain mempertahankan diri dari ancaman Ukraina modern. Lantas, bagaimana kronologi perang Rusia-Ukraina yang kian memanas ini? Simak kronik berikut.

Sekitar tahun 1940-an, berlanjut tahun 1991
Pecahnya konflik antara Rusia-Ukraina yang terjadi saat ini merupakan bagian dari sisa-sisa perang dingin yang masih bertahan, meski sudah lama dinyatakan selesai sejak bubarnya Uni Soviet di tahun 1991.

Tahun 2005-2013
Setelah Ukraina memerdekakan dirinya dari Uni Soviet di tahun 2005, hubungannya dengan Rusia memanas saat Viktor Yushchenko terpilih menjadi presiden. Hubungan keduanya sempat mereda saat pemilihan umum (pemilu) di tahun 2010. Hanya saja terjadi krisis di tahun 2013 lantaran merebaknya protes Ibu Kota Kiev atas penolakan kesepakatan integrasi ekonomi dengan Uni Eropa.

Tahun 2014
Puncaknya Februari 2014, rakyat Ukraina melakukan demo besar dan berhasil melengserkan Viktor Yanukovych sebagai Presiden Ukraina. Tak sampai di sana, Putin dan Rusia berusaha mencari cara agar tetap memiliki pengaruh di Ukraina. Hingga akhirnya rencana tersebut dimudahkan saat sebagian area Ukraina (Krimea) meminta bantuan Rusia untuk menyelesaikan konfliknya. Akibat campur tangan Rusia ini, pada Juli 2014 Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) berselisih dengan Rusia.

Tahun 2019-2020
Ukraina memiliki presiden baru, Volodymyr Zelensky, yang membuat Ukraina semakin dekat dengan Barat. Bahkan, di tahun 2020 Ukraina menjadi rekan NATO yang kembali memicu ketegangan.

Tahun 2021
Rusia menggerakkan 100.000 lebih pasukan ke perbatasan Ukraina. Putin menuntut pihak Barat untuk menarik militer mereka dari Eropa Timur dan tidak mengizinkan Ukraina beserta negara pecahan Uni Soviet bergabung dengan NATO.

27 Januari 2022
Pihak AS memberi tahu jika Rusia siap menyerang Ukraina di Bulan Februari lalu. Joe Biden, selaku Presiden AS telah menyiapkan sanksi ekonomi berat pada Rusia sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

12 Februari 2022
Seiring ketegangan yang semakin menjadi, Presiden AS hingga Pempinan Uni Eropa membuka suara untuk menentang Rusia. Namun, Putin memberikan peringatan kepada negara-negara lain agar tidak ikut campur perihal konflik yang semakin panas. “Jika Anda ikut campur, Anda akan menghadapi kosekuensi yang lebih besar daripada yang pernah Anda hadapi dalam sejarah,” peringat Putin.

21 Februari 2022
Putin mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk yang notabenenya wilayah pimpinan kelompok pendukung Rusia. Bahkan Rusia juga mengirimkan pasukannya dengan alasan menjaga perdamaian dua wilayah tersebut. Tentu saja tindakan ini menyebabkan kemarahan oleh banyak pihak karena Rusia telah melanggar hukum Internasional dan kedaulatan Ukraina. Akhirnya sebagai sanksi, Pihak Eropa membatasi perekonomian Rusia.

24 Februari – saat ini
Rusia benar-benar menyerang Ukraina yang ditandai ledakan di sejumlah kota, termasuk Ibu Kota Kyiv, Odessa, Kharkiv, dan Mariupol. Korban sipil dan tentara pun terus berjatuhan akibat hantaman rudal Rusia. Hingga saat ini, perang masih berlangsung meski pembicaraan damai tengah dilakukan kedua negara.

Runtutan perang yang tengah berlangsung, menarik perhatian dunia atas permasalahan yang terjadi. Kabarnya Majelis Umum PBB menyetujui resolusi tidak mengikat yang mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina dan menuntut Rusia menarik pasukannya dari sana. Lalu, apakah konflik ini akan segera mereda? Ataukah Rusia akan tetap melanjutkan serangannya?

Sumber:
kompas.com
okezone.com
cnbcindonesia.com

Laman instagram : @kokbisa

(Reitha)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai