Atribut LDK Bukan Pajangan Semata

POLINES, Dimensi (28/8) – Kegiatan LDK dimulai dengan acara pembukaan upacara pe-nerimaan mahasiswa baru di lapangan hijau Politeknik Negeri Semarang. Upacara tersebut dihadiri oleh para senat, pelatih dari Benteng Raider, Satgas Menwa Pati Geni, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa Polines.

Mahasiswa baru (maba) mengenakan topi SMA, kemeja putih, celana hitam dan berba-gai macam atribut. Atribut yang harus dibawa selama kegiatan LDK yaitu sapu lidi, topi, pita sesuai pletonnya masing-masing, dan bagi maba perem-puan diwajibkan untuk merapikan rambut dengan dua ikatan pita berwarna putih. Atribut tersebut diharapkan menjadi cermin kedisiplinan maba. Namun ada sebagian maba yang melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh panitia pelaksana. Adapun bentuk pelanggaran yang dilaku-kan maba antara lain tidak mem-bawa atribut topi dan sapu lidi. Salah satu penyebab maba tidak membawa atribut dikarenakan ketidakhadiran mereka pada saat gladi kotor dimana pada saat gladi kotor diberitahukan keperluan atribut LDK yang harus dibawa.

“Untuk hari pertama LDK para maba yang melanggar masih diberi peringatan. Namun pada hari selanjutnya akan ditindaklanjuti atau diberi punishment,” ungkap Patria Nurdiansyah selaku Komandan Menwa Pati Geni.

Komandan Yonif 400 Benteng Raider, Letnan II Infanteri Puryanto menuturkan, “Pemakaian atribut LDK sudah diberitahukan sebelumnya. Apa-bila tidak membawanya berarti ti-dak disiplin. Bagi yang melanggar tentu diberi sanksi. Sanksi yang diberikan yaitu jalan jongkok dan bernyanyi.”

Lebih lanjut Bapak Puryanto menuturkan bahwa pemakaian atribut pada saat kegiatan LDK bukan hanya untuk pajangan semata. Melainkan mengajarkan maba agar tetap disiplin dan belajar tanggung jawab. Tidak hanya pada saat LDK berlangsung saja tetapi sampai seterusnya. [wdy,dyh]
Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *