Klimaks WaRNA 2019: Euforia Aksi 5 Jurusan

Ajakan maba teknik mesin kepada maba teknik elektro untuk ikut dalam aksinya. Dok Arizal

Polines, DIMENSI (29/08) – Wawasan Almamater dan Orientasi Akademik (WaRNA) hari ketiga, Kamis (29/08) diwarnai dengan aksi lima jurusan. Aksi ini melibatkan mahasiswa baru (maba) di bawah koordinasi dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dan atas komando Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Kegiatan aksi ini sendiri dilaksanakan di lapangan hijau Politeknik Negeri Semarang (Polines).

Aksi ini diawali dari jurusan Akuntansi yang menampilkan teatrikal puisi, dilanjutkan dengan jurusan Administrasi Bisnis, Teknik Mesin, Teknik Sipil dan ditutup dengan penampilan dari Teknik Elektro. Salah satu sorotan pada aksi ini berasal dari Teknik Mesin dimana mereka mengkritisi tentang sampah plastik yang timbul dari acara WaRNA, karena maba diwajibkannya membawa tiga botol air mineral. Padahal memang seluruh maba diwajibkan membawa air mineral di botol plastik dan tidak ada maba yang mencoba alternatif lain sebagai pengganti botol plastik.

Dalam WaRNA kali ini yang sangat menjadi sorotan adalah banner yang dibentangkan oleh Fungsionaris Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HMM). Bunyi tulisan yang terpampang di banner tersebut adalah “Katanya aksi nggak boleh, kok semuanya aksi, BEM sehat?” Tulisan tersebut seolah mempertanyakan kebijakan BEM mengenai pengadaan aksi lima jurusan. Menanggapi hal itu, Adam Herlangga selaku ketua pelaksana WaRNA 2019 mengatakan tidak menjadi masalah besar tentang tulisan di banner tersebut. “Kalo mesin aksi-nya sudah sesuai, mereka membawa MMT bertuliskan itu ya nggak masalah. Cuma saya takutnya mereka memprovokasi, minusnya ya memprovokasi itu. Selebihnya pelaksanaan aksinya baik. Kelima jurusan aksinya bagus semua. Namun sayangnya bisa memprovokasi jurusan lain dan membuat tidak kondusif,” ungkapnya.

Banner mengandung unsur satire yang dibawa oleh fungsionaris HMM. Dok. Arizal

Aksi tersebut dilaksanakan setelah acara penutupan dan di luar rundown, namun perencanaan dan koordinasi antara HMJ dan BEM sekitar dua minggu sebelum hari pelaksanaan WaRNA. Alasan aksi dilaksanakan di luar rundown karena panitia WaRNA ingin memberi ruang agar HMJ bisa terlibat lebih dan agar euforia-nya lebih terasa. “Ya agar temen-temen dari HMJ bisa masuk. Jika acara WaRNA belum ditutup, kemudian HMJ masuk, nantinya temen-temen Tatib akan men-sterilkan area,” jelas Adam.

Mengenai aksi hari ini, Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HiMA) menganggap bahwa kegiatan aksi lima jurusan ini adalah sebuah tantangan dan juga merupakan langkah BEM untuk menumbuhkan kesiapan maba untuk tanggap dan berpikir kritis. “Menurut kita itu suatu tantangan bagaimana kami mengkoordinasi mahasiswa 500 lebih, diberikan isu dan bagaimana mahasiswa bisa memahami isu tersebut. Itu merupakan tantangan sendiri bagi kami sebagai konseptor utama,” ujar Audi Zacki Syihab sebagai Ketua HiMA.

Beberapa maba berpendapat aksi lima jurusan tersebut dilaksanakan dengan cukup lancar. Sebagaimana disampaikan salah satu maba jurusan Administrasi Bisnis yang tidak ingin disebut namanya. “Sebenernya aksinya keren dan bisa membawa jurusan masing-masing. Memang ada sedikit masalah sedikit tentang beda pendapat. Harapannya untuk tahun depan tetap ada aksi, tapi positif aja, mereka mengeluarkan argumennya masing-masing,” ujarnya. Tak berbeda jauh, maba jurusan Akuntansi, Fadilah Alya mengungkapkan bahwa acara aksi tersebut bermanfaat. “Aksinya bagus, nggak begitu yang anarkis, ke depannya harapanku bisa diadakan lagi, asal nggak anarkis lagi, dan juga yang belum kompak bisa lebih kompak lagi,” pungkas Fadilah. 

(Tim Reporter)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *