Aksi Maba Mesin, Meski Dinilai Lebih Baik Tetap Disayangkan

Maba Jurusan Teknik Mesin melakukan aksi damai Peduli Lombok dengan membawa spanduk. Dok. Arizal

Dimensi, Polines (30/08) – Penutupan Wawasan Almamater dan Orientasi Akademik (WaRNA) kembali diwarnai aksi dari mahasiswa baru (maba) Teknik Mesin. Aksi ini dilakukan bersamaan dengan diadakannya deklarasi Peduli Lombok, yang bertujuan untuk menggalang bantuan dari maba Politeknik Negeri Semarang (Polines) untuk masyarakat Lombok yang tengah terkena musibah gempa bumi. Bambang Eko Sumarsono Person in Charge (PIC) WaRNA tahun 2018 mengungkapkan bahwa aksi ini merupakan bentuk dari ekspresi maba Teknik Mesin. “Kalau saya sendiri tidak masalah, asalkan pengungkapan ekpresinya elegan,” ungkap Bambang Eko Sumarsono.

PIC WaRNA mengungkapkan bahwa aksi yang dilaksanakan maba Teknik Mesin sebenarnya baik, karena aksi yang dilaksanakan merupakan aksi damai, tapi disayangkan karena aksi itu tidak ada perizinan sebelumnya, “Untuk izin sendiri tidak ada, saya tidak tahu. Karena tiap tahun mesin juga membuat masalah,” ungkapnya sedikit menyayangkan aksi maba Teknik Mesin yang tidak dibarengi izin darinya.

Rizki Amelia, maba Teknik Mesin mengungkapkan bahwa untuk aksi yang dilakukan baru diberitahukan sore sebelum aksi dilakukan, “Kalau omongan barusan tadi, hari ini. Kayaknya itu siang apa sore ya, sore sih sore ini,” ungkapnya. Rizki Amelia juga mengungkapkan kebanggaanya terhadap aksi yang dilakukan oleh maba mesin, “Bangga, kalau aku jadi maba mesin bangga jelas. Bisa sekompak ini kan beda dari jurusan lain,” ungkapnya kemudian.

Kesepakatan juga diungkapkan oleh beberapa maba jurusan lain. Fahri Pasha maba Teknik Elektro menyatakan kesepakatannya dengan aksi yang dilakukan oleh maba Teknik Mesin, meskipun dia merasa terganggu dengan suara bising dari mahasiswa Teknik Mesin, “Jujur tadi saat penutupan saya terganggu dengan mahasiswa Teknik Mesin yang meneriakkan jargonnya dari luar Lapangan Hijau, karena suara dari panitia jadi nggak terdengar sampai pojok,” jelasnya. Muhammad Faris maba Teknik Sipil berpendapat bahwa Aksi yang dilakukan maba Teknik Mesin masih wajar.

Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM),  Yoga Pradigda menyatakan bahwa untuk aksi yang dilakukan pada hari ini sebenarnya tercetus dari maba Teknik Mesin sendiri, “Pada awalnya maba menanyakan tentang kegiatan deklarasi itu seperti apa, kemudian dari HMM menjelaskan gambaran mengenai deklarasi. Kemudian dari maba menyampaikan inisiatifnya untuk membuat sebuah orasi saat deklarasi, dan kami dari HMM setuju dan memfasilitasinya. Fasilitasnya berupa media yang digunakan untuk menulis slogan aksi. Medianya sendiri menggunakan mmt dari HMM yang sudah tidak terpakai,” jelasnya menceritakan asal muasal aksi yang terlaksana hari ini. (Joti)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

8 Respon

  1. Mesin berkata:

    Moco beritamu marake ngekek ?

  2. Prabowo Wahyu Wicaksono berkata:

    Terkadang saya bingung dengan beberapa berita yg di sebarluaskan oleh pihak anda, saya merasa mesin selalu terpojokan dengan berita tersebut. Selama 2 tahun lalu mesin memprotes salah satu kebijakan panitia mengenai aqua dan mizone dan tahun ini kebijakan tersebut tidak ada dan saya sangat mengapresiasi semua panitia yg mengusahakan perbaikan itu. Namun, herannya berita yg di sebarluaskan hanya berkaitan dengan hal hal yg negatif tentang mesin. Padahal jika ditelisik, perbaikan kebijakan tentang aqua dan mizone berkaitan dengan seluruh mahasiswa baru tetapi kenapa ngga di publish oleh pihak anda?

  3. Mesin berkata:

    Semangat maba mesin. Tunjukan prestasimu

  4. Politeknik berkata:

    Panitia susah payah bagaimana acara bisa lebih baik, tapi cara2 anak mesin untuk solidaritas itu yng membuat pandangan semua orang salah.
    Bedakan solidaritas positif dan solidaritas negatif, setiap hal harus siap atas konsekuensinya. #selamatmenempuhkeputusanbaru??

  5. Mesin berkata:

    Ketika kita melihat suatu hal, tolong dengan sangat jangan menilai hanya dengan satu sudut pandang. Kita itu mahasiswa..
    Lihatlah juga maksud dan tujuannya

  6. Topan Adhestira berkata:

    hahahaha….. lantas cara seperti apa yang harus kita lakukan?
    mediasi?
    diskusi?
    musyawarah??
    itu semua SUDAH kami lakukan…
    tetap tak ada perubahan…

    mari berdiskusi mengenai cara yang benar..

Tinggalkan Balasan ke Prabowo Wahyu Wicaksono Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *