Penerapan New Normal Beberapa Kota Di Jawa Tengah

Ilustrator: Satrya

Semarang, Dimensi (09/06) – Hampir tiga bulan berlalu, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) memukul segala aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Sosial, ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Adat istiadat pun ikut merasakan imbasnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan dampak Covid-19, salah satunya seperti Work From Home (WFH).

Namun, seiring berjalannya waktu, tinggal di rumah saja memberikan dampak besar dalam perekonomian. Beberapa karyawan mengalami PHK dan beberapa lainnya terpaksa kehilangan pekerjaan. Dengan begitu, seperti yang diungkapkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan Covid-19, menjadi salah satu upaya yang dapat dikerahkan pemerintah saat ini. Penerapan sistem ini lebih akrab disebut dengan fase new normal yaitu perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan syarat tetap menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Beberapa daerah di Indonesia kini telah memperoleh izin untuk mulai menerapkan new normal secara bertahap. Salah satu diantaranya yakni Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kondisi ini dibuktikan dengan mulai dibukanya kantor pelayanan publik, tempat wisata, dan tempat ibadah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Penerapan protokol kesehatan ini terlihat jelas di Desa Muktisari. Terlihat dengan dibuatnya pintu masuk masjid menjadi dua pusat untuk jemaah putra dan putri. Pintu masuk yang dibuat terpusat lokasinya berdekatan dengan tempat wudu, hal ini dimaksudkan agar jamaah masjid dapat membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum memasuki area masjid. Selain itu, jarak tempat sholat juga diperkirakan kurang lebih 1 meter antar jamaah. Dengan begitu, interaksi kontak fisik juga dapat dikurangi seperti ditiadakannya berjabat tangan sehabis sholat. Namun, hal ini sempat mengurangi interaksi sosial antar warga. “Sebenarnya lumayan kaku ketika tidak bersalaman antar jamaah setelah shalat, karena kan biasanya kami melakukannya. Jadi, kalau tidak bersalaman kami tidak saling bertegur sapa,” ungkap Slamet Munirudin, salah satu jamaah masjid.

Sama halnya dengan Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo pun siap untuk menyambut tatanan normal baru. Beberapa protokol ketat dalam meminimalisasi penularan Covid-19 telah sedikit melonggar. Taman Plaza yang berada di Jalan Ahmad Yani, sebelumnya ditutup tota, kini telah dibuka. Akan tetapi, hanya untuk pengendara sepeda motor saja. Selain itu, pembatasan jam operasional pasar kini telah kembali normal seperti semula. Aturan toko untuk memberlakukan shift waktu dengan satu hari buka satu hari tutup tidak lagi direalisasikan. Disamping itu, aturan lockdown lokal di desa ini sudah tidak lagi diterapkan sejak Juni (01/06).

Beda halnya dengan dua kabupaten tersebut, sepasang suami istri pemilik usaha Vanilla Cubit yang ditemui di Jalan Mangga, Desa Montongsari, Kabupaten Kendal mulai memberlakukan warungnya seperti semula tanpa adanya protokol kesehatan secara khusus. “Kami tidak memberlakukan protokol kesehatan secara khusus, karena hanya sesekali pembeli yang makan di tempat ini. Mayoritas lebih memilih take away,” tutur Andres, pemilik usaha Vanilla Cubit. Dia juga mengatakan bahwa presentase keuntungan yang didapatkan masih jauh daripada saat kondisi semula.

Meskipun aktivitas dalam pemberlakuan new normal ini perlahan membaik, namun masih ada beberapa yang belum mengalami perubahan. Protokol kesehatan juga akan tetap dijalankan demi meminimalisir rantai penularan Covid-19. Kesadaran masyarakat akan bahaya penyebaran virus corona harus tetap ditingkatkan dan aturan yang diberlakukan harus tetap dipatuhi oleh semua orang tanpa terkecuali.
(Anda, Reski, Siti)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai