MURI: Inspirasi Terus Berkarya untuk Negeri

​Dokumentasi rekor yang dipajang di galeri MURI Semarang pada Senin (19/03). Dok. Yunita.

Semarang, DIMENSI (20/3) – Memiliki prestasi tentunya menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi setiap insan. Terlebih jika prestasi tersebut merupakan prestasi dengan peristiwa yang langka.  Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) adalah lembaga yang turut andil dalam hal pendokumentasian dan pemberian penghargaan terhadap prestasi tak biasa tersebut. Tak hanya sebagai ajang promosi, MURI juga dapat menjadi inspirasi bagi putra-putri bangsa agar terus menciptakan karya – karya terbaik sesuai bidang dan kemampuannya.

Pertama kali  memasuki ke galeri, kesan megah langsung terpancar dari setiap sudut ruangan. Melalui tangga di sudut kanan ruangan, memungkinkan pengunjung beranjak untuk menyambangi lantai selanjutnya. Suasana di lantai dua memang lebih tenang dari lantai di bawahnya. Terdengar  lagu nusantara yang diputar secara pelan dan sayup di telinga. Dokumentasi rekor terpajang berderet. Terpampang pula lukisan karikatur memanjang yang menampilkan rekoris pada salah satu sisi ruangan.

Didirikan pada 27 Januari 1990, MURI menjadi saksi bisu terciptanya karya, karsa, dan prestasi superlatif bangsa Indonesia. MURI pertama kali didirikan di Semarang tepatnya di kawasan perindustrian Jamu Jago, Jalan Perintis Kemerdekaan 275 Srondol, Semarang Selatan. Museum yang diprakarsai oleh seorang budayawan dan pengusaha Jaya Suprana ini merupakan peranakan dari Guinness World Record yang lebih dahulu berkiprah dalam mencatat segala macam rekor yang terjadi di seluruh dunia. Sesuai dengan kutipannya dalam katalog profil MURI yaitu “Semangat kebanggaan nasional merupakan energi utama penggerak mekanisme pembangunan bangsa dan negara”,  Jaya Suprana dan tim berkomitmen untuk menjadikan MURI sebagai suatu lembaga yang senantiasa mengobarkan semangat kebanggaan nasional di seluruh penjuru negeri.

Selain menjadi galeri, MURI Semarang juga menjadi wisata edukasi yang kerap menerima kunjungan dari siswa sekolah ataupun masyarakat umum. Terdapat kurang lebih 8300 rekor yang telah dicatat dari seluruh penjuru nusantara, namun tak semuanya dipajang di galeri. “Tim kami terus melakukan peliputan dari rekoris. Dan setiap enam bulan sekali dokumentasi yang dipajang selalu di-upgrade,” ucap Sri Widayati selaku Senior Manager MURI.

Sri Widayati juga mengatakan bahwa tidak semua prestasi dapat diberikan penghargaan oleh MURI. Prestasi – prestasi tersebut harus memenuhi beberapa kriteria. Diantaranya perdana, yaitu rekor yang pertama dalam bidangnya, kemudian superlatif, yaitu rekor yang bersifat paling dan dapat diukur secara kuantitatif, serta unik dan langka, yaitu rekor mempunyai keistimewaan khusus. Kemudian rekor-rekor tersebut dikategorikan ke dalam enam jenis, yaitu kemanusiaan – lingkungan hidup, seni budaya, perintis, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan olahraga.

Tak hanya memamerkan dokumentasi rekor saja, di galeri Semarang juga terdapat beberapa wahana seperti photoboth, wahana tiga dimensi, dan teater company profile. Teater company profile menampilkan sudut terdalam dari galeri MURI Semarang dan industri Jamu Jago yang juga merupakan bisnis keluarga Jaya Suprana.

Selaras dengan visi MURI yaitu mengobarkan semangat dam kebanggaan nasional, Sri Widayati mengatakan bahwa putra – putri bangsa harus terus berpacu dalam prestasi, terus mau dan mampu menghargai dan bangga terhadap prestasi sendiri, serta  jangan berkiblat ke barat. Sri juga berpesan bahwa kunjungan dari masyarakat ke galeri MURI itu sangat diperlukan. “Dengan datang ke MURI dapat memberi inspirasi untuk terus berkarya, karena prestasi harus dipublikasikan supaya bisa diketahui,” tambah Sri Widayati yang telah menjadi Senior Manager MURI selama 15 tahun. (Yunita-magang)

Advertisements

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *